Universitas Mandiri

Sebagai bagian dari upaya mencetak calon guru yang profesional, tangguh, dan adaptif terhadap tantangan zaman, Universitas Mandiri secara konsisten menyelenggarakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) setiap tahunnya. Tahun ini, pelaksanaan PPL di SDN Panembong dilengkapi dengan rangkaian lokakarya tematik yang menjadi tonggak penting dalam penguatan kemampuan mahasiswa dalam menyusun dan menerapkan modul ajar berbasis Kurikulum Merdeka. Program ini tidak hanya dirancang sebagai pelengkap akademik, tetapi sebagai wahana transformasi diri, di mana mahasiswa dapat menggali potensi terbaiknya dalam dunia pendidikan yang dinamis dan penuh tantangan.

Lokakarya pertama yang bertemakan Diseminasi Budaya Positif di Sekolah menjadi pembuka semangat dan kesadaran mahasiswa tentang pentingnya membangun lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara holistik. Di sini, mahasiswa tidak hanya belajar menyusun modul ajar, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, empati, dan keadilan dalam setiap rencana pembelajaran. Melalui diskusi, simulasi, dan refleksi, mereka dilatih untuk menjadikan pembelajaran sebagai ruang yang memanusiakan hubungan dan membentuk karakter. Budaya positif bukan sekadar konsep, tetapi menjadi napas dalam setiap strategi yang mereka rumuskan.

Lokakarya kedua bertema Pembelajaran Sosial dan Emosional, memperkuat fondasi empatik dalam penyusunan modul ajar. Mahasiswa diajak memahami betapa pentingnya menyelaraskan tujuan pembelajaran dengan kesejahteraan psikologis peserta didik. Kegiatan ini memberikan pelatihan langsung dan contoh implementasi pembelajaran yang merangkul kebutuhan sosial dan emosional anak, sehingga proses mengajar tidak hanya mengejar angka dan nilai, tetapi juga menyentuh hati dan membentuk jiwa. Dengan dukungan aktif dari dosen pembimbing, mahasiswa diberi ruang untuk mengembangkan modul yang hidup dan menyentuh kehidupan nyata siswa, bukan hanya teori semata.

Puncaknya adalah Lokakarya ketiga dengan tema Pembelajaran Berdiferensiasi yang menjadi arena refleksi, validasi, sekaligus penyempurnaan modul ajar berbasis praktik nyata. Mahasiswa diajak melakukan telaah kritis terhadap proses pembelajaran yang telah mereka laksanakan, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya, lalu menyempurnakan modul agar lebih adaptif terhadap perbedaan kemampuan, minat, dan gaya belajar siswa. Proses ini tidak hanya memperkaya isi modul, tetapi juga memperluas wawasan mahasiswa tentang pentingnya fleksibilitas dalam mengajar. Mereka memahami bahwa pembelajaran bukan sekadar mentransfer ilmu, tetapi juga seni mengakomodasi keberagaman.

Selama rangkaian lokakarya, sinergi antara mahasiswa, dosen pembimbing, dan pihak sekolah berjalan sangat solid. Diskusi hangat, tanya jawab reflektif, dan praktik langsung membuat kegiatan ini berjalan tidak hanya efektif, tetapi juga membekas secara emosional dan intelektual. Lokakarya tidak sekadar menjadi agenda pelatihan, tetapi berubah menjadi ruang pembelajaran yang hidup, dinamis, dan menggugah semangat profesionalisme calon guru. Mahasiswa tampil aktif, penuh inisiatif, dan semakin percaya diri dalam menjalankan tugasnya di kelas.

Dengan berakhirnya rangkaian lokakarya ini, mahasiswa telah menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan pedagogik, sosial, dan profesional. Mereka tidak hanya membawa pulang 56 modul ajar yang telah disempurnakan, tetapi juga membawa pengalaman transformasional yang akan menjadi bekal seumur hidup dalam dunia Pendidikan khususnya di kabupaten subang. Rangkaian Lokakarya PPL di SDN Panembong membuktikan bahwa dengan pendekatan yang kolaboratif, reflektif, dan penuh semangat, sebuah proses pembelajaran dapat menjadi gerakan perubahan yang nyata, bermakna, dan berdampak jangka panjang bagi masa depan pendidikan Indonesia.